Seminar Nasional: “Situs Bongal: Arah Baru Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia”

Proses ekskavasi Situs Bongal yang berada di Tapanuli Tengah, menjadi isu yang cukup menarik untuk terus didalami. Program Studi Sejarah Peradaban Islam FIS UIN Sumatera Utara berupaya menjadi bagian dalam perkembangan kajian sejarah dan peradaban Islam di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Oleh karena itu kegiatan seminar ini digelar dengan berkolaborasi dengan stakeholder lainnya,” kata Ketua Prodi SPI FIS UINSU, Yusra Dewi Siregar, MA, dalam seminar nasional “Situs Bongal: Sejarah Masuknya Islam di Indonesia” yang digelar secara hybrid, di Aula FIS UINSU, Kampus IV, Tuntungan, Pancur Batu, Deli Serdang.

Berdasarakan penuturan Prof. Dr. Hasan Asari, M.A “Sejarah masuknya Islam ke Indonesia memang menjadi kajian yang menarik untuk dibahas. Saya kira eksistensi Situs Bongal ini harus terus diperdalam untuk memperkaya khasanah sejarah peradaban Islam”. Sedangkan menurut penuturan Dr. Phil. Ichwan Azhari mengatakan, Situs Bongal berada di Desa Jago-jago, dalam dokumen sejarah dunia, kawasan ini disebut Lumut. “Bongal ini areal berupa endapan lumpur yang di dasarnya, sedalam tiga meter lebih, terdapat bekas permukiman kuno dengan jutaan fragmen peradaban yang mengejutkan di sebuah kota kuno yang hilang”.

Berdasarkan penjelasan dari narasumber yang merupakan alumni Prodi SPI, Ning Arrumdani menyebutkan, penemuan koin Umayyah di Situs Bongal berkaitan dengan perdagangan dan pelayaran di masa itu. Karena lokasinya memang tidak jauh dari Barus. Ini juga menunjukkan interaksi intensif antara masyarakat nusantara dengan masyarakat Islam dari pusat dunia Islam saat itu seperti Arab dan Persia.

Narasumber lainnya menjelaskan bahwa materi tentang “Rempah & Getah Wangi dari Situs Bongal: Jejak Perniagaan Global di Jalur Rempah Samudera Hindia Bagian Timur”. “Bukti arkeologis, jalur rempah global itu ada jauh sebelum abad 16 Masehi,” ujar Dr. Ery Soedewo, M.Hum. Selain itu juga narasumber lainnya dari BRIN, Muh. Fadhlan, M.Hum, mengatakan, dalam konteks Lingkungan Geologi, di Situs Bongal terdapat sumber daya mineral yakni emas. Aktivitas pertambangan masyarakat di Desa Jago-jago pula yang kemudian membongkar keberadaan Situs Bongal.