Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) merupakan sederetan instruksi atau aksi yang dilaksanakan dari pendidikan dan penelitian yang terikat dalam Tridharma Perguruan Tinggi. Idealnya, PKM dilaksanakan secara terencana, konsisten dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan outcome yang jelas bagi lembaga pendidikan tinggi, baik dalam internalisasi dan institusionalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi maupun komersialisasi inovasi, baik dalam pengembangan pendidikan maupun penelitian, baik dalam integrasi ilmu maupun kolaborasi institusi. PKM yang terencana, konsisten dan berkelanjutan, baik bidang ilmu, pendekatan, sasaran maupun lokasi, diyakini akan berdampak nyata dan berlipat terhadap masyarakat yang diberdayakan. Mengadaptasi strategi pemberdayaan atau pengembangan masyarakat, PKM yang terencana, konsisten dan berkelanjutan merupakan prasyarat bagi terbangunnya masyarakat yang berdaya dan mandiri, yang bukan hanya membuktikan fungsi tridharma, tetapi melekatkan institusi pendidikan tinggi pada seluruh dimensi masyarakat. Mewujudkan keberhasilan PKM yang berkelanjutan pada masyarakat yang diberdayakan seharusnya menjadi orientasi dan landasan utama perguruan tinggi untuk melakukan eskalasi dan reflikasi PKM ke lingkungan yang lebih luas, seperti PKM wilayah perbatasan, PKM pulau terpencil dan bahkan dalam era keterbukaan (konektifitas) membuka peluang bagi terselenggaranya PKM yang bersifat lintas batas.
Pada tahun ini,Program Studi Sejarah Peradaban Islam melaksanakan pengabdian di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah. Dalam kegiatan tersebut yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Sejarah Peradaban Islam angkatan 2019. Dalam kegiatan tersebut dibuka oleh Camat Barus, yaitu Ibu Khairun Nisa, SSTP. Dalam kegiatan tersebut diharapkan mahasiswa dapat melakukan engabdian sekaligus penelitian mengenai situs-situs yang menjadi objek penelitian yaitu situs makam Raja Ibrahim Syah, Maham Papan Tinggi, Makam Mahligai, dan situs-situs yang ada di Bongal (menurut ibu camat). Dalam kegiatan tersebut juga diharapkan mahasiswa mendapatkan bekal pengetahuan terkait beberapa situs yang menjadi objek penelitian tersebut. selain itu, mahasiswa juga diharuskan membuat laporan sesuai dengan tugasnya masing-masing terkait situs yang menjadi objek penelitian, sehingga hasil dari laporan tersebut akan menjadi buku panduan bagi para wisatawan, khususnya mahasiswa sejarah.