Medan — 11–12 Desember 2025
PEMA Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara menggelar Rihlah Sejarah 2025 dengan mengunjungi sejumlah situs dan monumen bersejarah di Sumatera Utara. Kegiatan dipimpin oleh Ketua Panitia Sofhwan Nasution, serta didukung Ketua HMJ SPI Alvi Rivaldi beserta pengurus.

Kegiatan dilepas langsung oleh Ketua Prodi SPI, Dr. Hotmatua Paralihan, M.Ag, di halaman Gedung FIS UINSU. Dalam arahannya, beliau menegaskan bahwa banyak sejarah Nusantara yang mengalami distorsi, terutama akibat 350 tahun penjajahan Belanda. “Sejarah tidak selalu hadir dalam bentuk yang utuh. Proses kolonialisme yang panjang, termasuk lebih dari tiga abad penjajahan Belanda, berpotensi menciptakan bias dan ketidakseimbangan narasi. Sebab sejarah selalu ditulis oleh penguasa atau yang menang bahkan tidak selalu bebas kepentinga. Karena itu, mahasiswa SPI harus dibekali kemampuan analisis, verifikasi sumber, serta keberanian akademik untuk mengoreksi kekeliruan yang diwariskan,”
Rihlah ini menjadi ruang internalisasi akademik, mengajak mahasiswa merasakan langsung pengalaman lapangan, memahami jejak budaya, serta menyadari pentingnya merawat museum dan peninggalan purbakala. Kegiatan yang berlangsung dua hari ini diikuti mahasiswa lintas angkatan sebagai upaya penguatan karakter akademik dan kepedulian terhadap warisan sejarah. Dengan semangat ilmiah dan kepedulian budaya, Prodi SPI FIS UINSU berharap rihlah ini melahirkan sejarawan muda yang kritis, berintegritas, dan mampu menjaga warisan peradaban.
